Pengembangan Seni Sastra Melalui Diskusi Puisi bagi Karang Taruna
Abstract
Upaya mengenali dan mengungkapkan nilai seni sastra tetap relevan untuk
dilakukan di era teknologi informasi, khususnya bagi para generasi muda di masyarakat melalui berbagai bentuk aktivitas seni sastra. Melalui karang taruna, dapat diselenggarakan berbagai kegiatan yang berkait dengan pengembangan seni sastra. Salah satu karang taruna di Semarang Jawa Tengah yang aktif dalam menyelenggarakan kegiatan kepemudaan di berbagai bidang ialah Karang Taruna Sendangguwo. Meskipun demikian, bentuk kegiatan yang berkait dengan bidang seni, khususnya sastra, belum dikembangkan secara optimal. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan peran aktif karang taruna dalam pemberdayaan generasi muda di bidang seni sastra dan tercapainya penguatan karakter generasi muda melalui kegiatan pengembangan seni sastra. Metode yang digunakan dalam pengembangan seni sastra adalah diskusi puisi yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu perencanaan dan pelaksanaan diskusi berdasarkan pendekatan pragmatik. Dalam hasil dan pembahasan, pada tahap pertama, dilakukan kesepakatan tentang jumlah peserta, identifikasi peserta, tanggal kegiatan, dan desain materi yang akan disampaikan yang mencakup nilai seni sastra, hakikat puisi, jenis puisi dan isu lingkungan dalam puisi. Pada tahap kedua, diadakan diskusi sebagai kegiatan utama yang dimulai dengan penyampaian materi diskusi dan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dan tanggapan. Pertanyaan dan tanggapan yang diajukan oleh peserta menunjukkan minat pada seni sastra, secara khusus pada isu lingkungan dalam sajak Rendra.
The effort to recognize the value of literature are still relevant to be carried out in the information and technology era, especially for young generation in society
through various forms of literary arts activities. Many activities that related to the development of literary arts can be organized through Karang Taruna. One of the Karang Taruna in Semarang Central Java which is active in organizing youth activities in various fields is Sendangguwo’s. Nevertheless, the activity related to the literary arts, especially literature, have not been developed optimally. The purpose of this activity is to increase the active role of Sendangguwo Karang Taruna’s in empowering young generation in the field of literature and to strengthen character through literary arts development activities. The method used in the development of literary arts is poetry discussion which is carried out in two stages, namely planning and implementing discussions based on pragmatic approach. In the result and discussions, at first stage, the representative of Sendangguwo Karang Taruna’s and researcher agreed about the number of participant, identify of participant, the date of activity, and design of material to be delivered which include the values of literary art, the nature of poetry, types of poetry, and environmental issues in poetry. At second stages, it was held discussion as the main activity which began with material to delivered and continued with the question and response session. The question an responses raised by participant show an interest in literary arts, especially environmental issues in Rendra’s poetry.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Budiasto, Bakti Buwono. (2017). “Kreatif, Karang Taruna Sendangguwo Menuju Juara Tingkat Jawa Tengah, Ini Videonya”. Tersedia (Daring),
http://jateng.tribunnews.com/2017/04/28/kreatif-karang-tarunasendangguwo-menuju-juara-tingkat-jawa-tengah-ini-videonya. Diunduh pada 03 Mei 2019.
Darmuki, Agus. (2013). Pembelajaran Menulis Puisi dalam Pembentukan
karakter Berdasarkan Kurikulum 2013. Seminar Nasional Inovasi PBSI
dalam Kurikulum 2013. Vol. 1, 34-40.
Faruk, H.T. (2001).“Cybersastra: Penjelajahan Awal Terhadap Sastra di Internet”. Dalam Beyond Imagination: Sastra Mutahir dan Ideologi. Yogyakarta: Gama Media.
-----. (2012). “Sastra sebagai Produk dan Produsen Kebudayaan: Sebuah (De-) Konstruksi” Dalam Bulak. Vol.6. Desember.Yogyakarta: Pusat Studi
Kebudayaan UGM.
Kleden, Iqnas. (2004). Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan: Esai-Esai Sastra dan Budaya. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia. Nomor: 77/HUK/2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Prapodo, Rachmat Djoko. (2007). Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rendra,W.S. (1961). Empat Kumpulan Sajak. Jakarta: PT Pembangunan.
Republika. (2019). “Tukang Binatu Mencuci di Sungai Ciliwung Era 1960”.
Republika. Selasa, 09 Juli 2019. Tersedia (Daring), https://m.republika.co.id/berita/puc42f282/tukang-binatu-mencuci-disungai-ciliwung-era-1960. Diunduh pada 26 Juli 2019.
Santoso, Audrey. (2018). “Belum Seperti Sungai di Seoul, Normalisasis Ciliwung Baru 48%”. Tersedia (Daring), https://m.detik.com/news/berita/d-4209476/belum-seperti-sungai-di-seoul-normalisasi-ciliwung-baru-48.
Diunduh pada 25 Juli 2019.
Sumanto, Bakdi. (2017). Rendra: Karya dan Dunianya. Jakarta: Grasindo.
Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
-------. (1991). Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
DOI: https://doi.org/10.24176/pibsi.v43i1.207
Refbacks
- There are currently no refbacks.