Cerita Tutur sebagai Pembangun Destinasi Wisata Sejarah Kota Cepu

Sukarjo Waluyo

Abstract


Masalah lokalitas dan kearifan lokal di Indonesia menjadi permasalahan yang banyak mendapat perhatian pasca-Reformasi 1998. Kecamatan Cepu di Kabupaten Blora saat ini mulai bangkit untuk merevitalisasi kejayaan Kadipaten Jipang di masa lalu. Sementara itu, cerita tutur mengenai Adipati Arya Jipang dan Kadipaten Jipang menjadi representasi imajinasi mereka. Cepu adalah kota yang mewarisi keberadaan tokoh Arya Jipang dan Kadipaten Jipang. Upaya revitalisasi kejayaan Kadipaten Jipang di Cepu adalah representasi yang bercorak resistensi. Artikel ini menunjukkan bahwa ada tiga hal penting dalam upaya revitalisasi Kadipaten Jipang. Pertama, melalui konstruksi Arya Penangsang sebagai pahlawan lokal dan Jawa Pesisir. Kedua, konstruksi kolektif memori Cepu sebagai bumi Arya Jipang. Ketiga, penetapan Raja Keraton Jipang terkait upaya revitalisasi. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan etnografi. Teori James Dananjaya banyak tentang folklor digunakan untuk mengungkapkan cerita tutur yang masih bertahan hingga saat ini di Kota Cepu. Akhirnya, penelitian menjelaskan bahwa dengan melihat kebesaran tokoh Arya Jipang dan kejayaan Kadipaten Jipang masa lalu, masyarakat Cepu berusaha melakukan dua macam bentuk representasi. Pertama, representasi Cepu berubah dari representasi pasif ke representasi aktif. Kedua, representasi Cepu berupaya melakukan kapitalisasi representasi dengan berbagai motif, terutama politik dan ekonomi.

 

 


Keywords


arya jipang;representasi;destinasi wisata;revitalisasi kota

Full Text:

PDF

References


Graaf, H.J. de dan Pigeaud, Th. G. Th. (1985). Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram (terj). Jakarta: Pustaka Grafitipers.

Halbwachs, Maurice. (1992). On Collective Memory. Chicago: University of Chicago Press.

Hall, Stuart. (1997). Representation: Cultural Representation and Signifying Practice. London: SAGE Publication Ltd.

Hobsbawm, Eric and Terence Ranger (ed.). (1983). The Invention of Tradition. Cambridge: Cambridge University Press.

Luxford, Julian M.( 2009). “An English Chronicle Entry on Robin Hood” dalam Journal of Medical History, 3:51, 70—76.

Lombard, Denys. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya: Batas-batas Pembaratan (Jilid 1. Terjemahan oleh Winarsih Partaningrat Arifin, dkk.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Forum Jakarta-Paris, dan EFEO.

_____________. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya: Jaringan Asia (Jilid 2. Terjemahan oleh Winarsih Partaningrat Arifin, dkk.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Forum Jakarta-Paris, dan EFEO.

____________. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya: Warisan Kerajaan-kerajaan Konsentris (Jilid 3. Terjemahan oleh Winarsih Partaningrat Arifin, dkk.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Forum Jakarta-Paris, dan EFEO.

Klapp, E. Orin. (1949). “The Folk Hero” dalam The Journal of America Folklore, Vol. 62. No. 243 (Jan.-Mar., 1949:17—25).

Nanney, Nancy K. (1998). “Evolution of a Hero: The Hang Tuah/Hang Jebat Tale in Malay Drama.” Asian Theatre Journal, Vol. 5, No. 2 (Autumn, 1998:3—15).

Olthoff, W.L. (1987). Babad Tanah Djawi (De prozaversie van Ngabèhi

Kertapradja voor het eerst uitgegeven door J.J. Meinsma en

getranscribeerd door W.L. Olthof. Dordrecht-Holland: Foris Publications.




DOI: https://doi.org/10.24176/pibsi.v43i1.247

Refbacks

  • There are currently no refbacks.