Potensi Koleksi Laboratorium Kebinekaan Bahasa Dan Sastra Sebagai Sumber Konten Dalam Penyusunan Bahan Ajar Bipa
Abstract
Tujuan utama pengajaran BIPA bukan hanya mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing tetapi juga mengenalkan budaya bangsa Indonesia kepada dunia. Sebagai bangsa yang berbineka, akan sangat sulit bagi pengajar BIPA dalam mendefinisikan bangsa Indonesia kepada pemelajar asing. Oleh karena itu, dibutuhkan media yang dapat diakses secara mudah oleh pemelajar dalam memahami bangsa Indonesia. Keberadaan Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra dapat difungsikan oleh para pengajar BIPA dalam menyusun bahan ajar, terutama terkait materi pengenalan budaya Indonesia. Koleksi berbagai konten berbahasa daerah dari berbagai suku dan daerah Indonesia akan membantu para pengajar memperkaya bahan ajar. Konten tersebut meliputi berbagai video pendek, poster, cerita rakyat, kosakata dasar Swadesh dari beragam bahasa daerah, film-film pendek berbahasa daerah, dan film-film berlatar bahasa dan suasana daerah di Indonesia. Pengajar dapat memanfaatkan aspek-aspek budaya yang terdapat dalam konten laboratorium ini yang meliputi pengenalan bahasa daerah, warisan cerita-cerita rakyat berbagai daerah, dan fenomena kontemporer kehidupan keseharian yang berlatar berbagai budaya di Indonesia.
The main objective of teaching BIPA is not only to teach Indonesian to foreigners but also to introduce Indonesian culture to the world. As a diverse nation, it will be very difficult for BIPA teachers in defining the Indonesian nation to foreign students. Therefore, we need media that can be accessed easily by students in understanding the Indonesian nation. The existence of the Language and Literature Diversity Laboratory can be used by BIPA teachers in compiling teaching materials, especially related to material introduction to Indonesian culture. A collection of various regional language content from various ethnic groups and regions of Indonesia will help teachers enrich teaching materials. The content includes short videos, posters, folk tales, basic Swadesh vocabulary from various regional languages, short films in regional languages, and films set in the local language and atmosphere in Indonesia. Teachers can take advantage of cultural aspects contained in the content of this laboratory which includes an introduction to regional languages, a legacy of folk tales from various regions, and contemporary phenomena of everyday life set in various cultures in Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arsyad, A. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Goh, Lina. 1996. Using Myth, Folktales, and Fairy Tales in The Adult ESL Classroom (Thesis). British Columbia: Simon Frazer University.
Kusmiatun, Ari. 2016. Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia Penutur Asing) dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K-Media.
Liddicoat, A.J. 2004. Intercultural language teaching: Principles for practice. The New Zealand Language Teacher, (10): 17—23.
Lwin, Soe Marlar. 2015. Using Folktales for Language Teaching. Singapore: Nanyang Technological University.
Nurhuda, Teguh Alif et all. 2017. Pemanfaatan Sastra Sebagai Bahan Ajar Pengajaran BIPA. The 1st Education and Language International Conference Proceedings Center for International Language Development of Unissula Tahun 2017, 864- 869.
Prasetiyo, Andika Eko. 2015. Pengembangan Bahan Ajar BIPA Bermuatan Budaya Jawa bagi Penutur Asing Tingkat Pemula. Semarang: FBS Universitas Negeri Semarang.
Putra, I. E. (2014). Teknologi media pembelajaran sejarah melalui pemanfaatan multimedia animasi interaktif. Jurnal TeknoIf, 1(2): 20—25.
Rahman, Adenarsy Avereus dan Bahtiar, Ahmad. 2019. Diplomasi Budaya Berbasis Folklor Lisan dalam Pengajaran BIPA. Konggres Bahasa Indonesia XI, 1—17.
Risager, K. 2006. Language and culture: Global Flows and Local Complexity. Clevedon, England: Multilingual Matters.
Suyitno, Imam. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar. Wacana, 9 (1): 62—78.
Syairi, Khairi Abu. 2013. Pembelajaran Bahasa dengan Pendekatan Budaya. Dinamika Ilmu, 13 (2): 174—188.
Refbacks
- There are currently no refbacks.