KUALITAS BENIH DAN BIBIT KAWISTA (Feronia limonia (L.) Swingle) BERDASARKAN UMUR BUAH

Endang Dewi Murrinie

Abstract


Tanaman kawista merupakan tanaman dengan banyak manfaat, namun saat ini kawista termasuktanaman langka yang terancam punah, karena itu dibutuhkan upaya pengembangan tanaman. Gunapengembangan tanaman kawista dibutuhkan bibit berkualitas yang didapatkan dari benih berkualitas. Saat inipenelitian benih kawista bermutu masih terbatas, sehingga dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahuikualitas benih dan bibit kawista berdasarkan umur buah. Rancangan percobaan yang digunakan adalahrancangan acak lengkap satu faktor, yaitu umur buah yang terdiri dari 8 perlakuan, yaitu umur 2, 3, 4, 5, 6, 7,8 bulan setelah anthesis (BSA) dan buah masak rontok. Penelitian dilakukan dengan mengamati secaraperiodik perkembangan benih dari buah kawista mulai umur 2 BSA sampai buah masak telah rontok.Pengamatan dilakukan terhadap karakter benih (bobot segar dan bobot kering benih, panjang dan lebar benih,kadar air, dan daya hantar listrik); karakter perkecambahan (persentase dan laju perkecambahan sertapersentase benih tidak berkecambah); karakter pertumbuhan bibit (pemunculan bibit, tinggi bibit, panjangakar, diameter batang, bobot segar dan bobot kering bibit, jumlah daun, dan indeks vigor). Hasil penelitianmenunjukkan kualitas benih dan bibit kawista semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya umur buah.Kualitas benih dan bibit terbaik diperoleh pada saat buah masak tepat terpisah dari pohon atau saat buahmasak rontok, pada umur buah 8,25-8,75 BSA yang ditunjukkan dengan karakter benih, perkecambahan danbibit yang lebih tinggi dibandingkan umur buah yang lain, yaitu bobot kering benih mencapai maksimum(30,6 mg); kadar air minimum (13,01%); persentase perkecambahan maksimum (97,71%); pemunculan bibitmaksimum (96,67%) dan bobot kering bibit maksimum (83,8 mg).

Keywords


benih, bibit, buah, kawista, perkecambahan.

Full Text:

PDF

References


Rodrigues, S., Brito, E. S. de, & Silva, E. de O. (2018). Wood Apple— Limonia acidissima. In Exotic

Fruits. Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/b978-0-12803138-4.00060-5.

Ilango, K. & V. Chitra. (2009). “Hepatoprotective and Antioxidant Activities of Fruit Pulp of Limonia

acidissima Linn”. International Journal of Health Research 2. 4, 361-367.

Murrinie, E.D., U. Sudjianto, K. Ma’rufa. (2021). “Pengaruh Giberelin terhadap Perkecambahan Benih

dan Pertumbuhan Semai Kawista (Feronia limonia (L.) Swingle)”. Agritech 23. 2, 183-191.

Yulistyarini, T., E. E. Ariyanti & N. D. Yulia. (2000). “Jenis-jenis Tanaman Buah yang Bermanfat

untuk Usaha Konservasi Lahan Kering”. Prosiding Seminar Sehari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.

Kebun Raya Bogor. 5 Nopember 2000, 40-47.

Delouce J.C. (1971). Determinants of Seed Quality. Seed Technology Laboratory. Mississipi State

University. USA. 27 p.

Sadjad, S. (1980). Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Kerjasama

Proyek Pusat Pembinaan Kehutanan, Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi dengan Lembaga Afiliasi

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 205 p.

Copeland, L.O. & M.B. McDonald. (1985). Principles of Seed Science and Technology. Burgess

Publishing Company. Minneapolis, Minesota. 321p.

Mugnisyah, W.Q. & A. Setiawan. (1990). Pengantar Produksi Benih. Rajawali. Jakarta. 610 p.

Darmawan, A.C., Respatijarti, & L. Soetopo. (2014). “Pengaruh Tingkat Kemasakan Benih terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Cabai Rawit (Capsicum frutescent L.) Varietas Comexio”. Jurnal Produksi

Tanaman 2. 4, 339-346.

Lumbangaol, B. (2015). Studi Fenologi dan Penentuan Masak Fisiologis benih Mentimun (Cucumis

sativus L.) berdasarkan Unit Panas. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Schmidt, L. (2002). Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis(terjemahan).

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan. Jakarta. 503 p.

Ningsih, R. M., E. Widayati, E.R. Palupi. (2021). “Kualitas Benih Berdasarkan Warna Kulit dan Bagian

Buah, serta Kualitas Bibit Srikaya dengan Pemberian PGPR dan CaCO3”. J. Agron. Indonesia 49. 2,

-211.

Tresniawati, C., E. Murniati, & E. Widajati. (2014). Perubahan Fisik, Fisiologi dan Biokimia Selama

Pemasakan Benih dan Studi Rekalsitransi Benih Kemiri Sunan. J. Agron. Indonesia 42. 1, 74-79.

Murrinie, E. D., P. Yudono, A. Purwantoro & E. Sulistyaningsih. (2020). “Effect of Postharvest

Maturation Storage at Different Age Fruit on Chemical Characters Fruit and Seed of Wood-apple

(Feronia limonia (L.) Swingle)”. Journal of Physics: Conf. Series 1464 (2020) 012045. IOP

Publishing. doi:10.1088/1742-6596/1464/1/012045.

Adenikinju, S. A. (1974). “Analysis of Growth Patterns in Cacao as Seedling Influenced by Bean

Maturity”. Expl. Agric. 10. 141-147.

Hardiansyah. (2009). Deteksi Tingkat Masak Fisiologi Benih Terung Ungu (Solanum melongena var.

Serpentinum) melalui Analisis Klorofil dan Karotenoid. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pranoto, H.S., W.Q. Mugnisyah & E. Murniati. (1990). Biologi Benih. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 138 p.

Gahara, E. D. (2015). Fenologi Pembungaan dan Penentuan Masak Fisiologi Benih pada Tanaman

Kecipir(Psophocarpus tetragonolobus L.). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Villela, F.A. (1998). “Water Relations in Seed Biology”. Sci. agric., Piracicaba 55. 98-101.

Sutopo, L. (1985). Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 237 p.

Vidigal, D. S., D. C. F. S. Dias, L. A. S. Dias & F. L. Finger. (2011). “Changes in Seed Quality during

Fruit Maturation of Sweet Pepper”. Sci. Agric. (Piracicaba, Braz.) 68. 5, 535-539.

Demir, I. & R.H. Ellis. (1992). “Changes in Seed Quality during Seed Development and Maturation in

Tomato”. Seed Science Research 2. 81-87.

Dias, D.C.F.S., F.P. Ribeiro, L. A. S. Dias, D.J.H. Silva & D.S. Vidigal. (2006). “Tomato Seed Quality

Harvested from Different Trusses”. Seed Science and Technology 34. 681-689.

Kartika, E. & S. lIyas. (1994). “Pengaruh Tingkat Kemasakan Benih dan Metode Konservasi terhadap

Vigor Benih dan Vigor Kacang Jogo (Phaseolus vulgaris L.)”. Bul. Agron. 22. 2, 44 -59.

Tatipata, A. (2008). “Pengaruh Kadar Air Awal, Kemasan dan Lama Simpan terhadap Protein

Membran Dalam Mitokondria Benih Kedelai”. Bul. Agron. 36. 1, 8-16.

Irawati, E., P. Yudono & D. Indradewa. (1997). “The Roles of Organic Exudates on the Electrical

Conductivity of Seeds Soaking Water in the Viability Test of Corn Seeds (Zea mays L.)”. Ilmu

Pertanian 6. 1, 28-32.

Budiarti, T. (1999). Konservasi Vigor Benih Rekalsitran Kakao (Theobroma cacao L.) dengan

Penurunan Kadar Air dan Proses Invigorasinya. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Bewley, J.D. & M. Black. (1986). Seed: Physiology of Development and Germination. Plenum Press.

New York. 367 p.

Welbaum, G.E. (1999). “Cucurbit Seed Development and Production”. Horticulture Technology 9.

-348.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.